Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, dihadiri alumni, DPC GMNI Kupang, DPK se-GMNI Kupang dan kader GMNI Cabang Kupang.
Ketua DPC GMNI Kupang Yoseph Sukario dalam sambutannya menyatakan setiap kader GMNI, termasuk anggota yang baru dilantik, harus bertanggungjawab terhadap status sebagai anggota GMNI dan teladan bagi anggota GMNI lain dalam mendalami ideologi Marhaenisme sebagai wujud penghormatan terhadap Founding Father yang rela berkorban bagi bangsa ini.
"Semoga semangat perlawanan dari para pendahulu bangsa ini, tetap terpatri dalam hati dan tindakan kita", ungkap Sukario.
Mewakili DPD GMNI NTT Yoseph Wara menghimbau kepada seluruh anggota dan kader GMNI Kupang untuk memahami teknologi hari ini sebagai loncatan atau metode baru belajar di GMNI.
Ia menambahkan, hari ini pendemi membuat kita "lemah" dalam mengaplikasikan ideologi yang kita pelajari dan pada akhirnya kita terlena dengan kemauaan individu padahal fenomena pendemi merupakan momentum untuk memproduktifkan diri.
Nikolaus Fransiskus, Ketua PA GMNI NTT mengajak semua untuk merefleksikan Hari Pahlawan dengan mengingat leluhur dan nenek moyang kita yang rela mati dibawah tekanan penjajah mengerjakan jalan Trans Timor dan Trans Flores.
"Bayangkan berapa nyawa yg melayang demi kerja jalan. Mereka pahlawan yang sesungguhnya."
Nikolaus Fransiskus juga menegaskan bahwa ditengah pendemi ini juga anggota dan kader GMNI harus mewaspadai isme-isme atau paham-paham yang lain karena tantangan kita adalah menegasikan diri dengan isme yang lain kalau tidak kita akan tersingkir karena dunia dikuasai oleh kapitalisme.
"Untuk kepentingan marhaen tidak ada kompromi tapi ukuran perjuangan kita adalah perjuangan kita harus memenuhi hajat hidup banyak orang," tegas Nikolaus. *bartho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar